MASIGNALPHAS2101
3217405828699039731

Langkah Sederhana Mengenali Aritmia Letal di EKG Monitor

Langkah Sederhana Mengenali Aritmia Letal di EKG Monitor

Aritmia adalah kondisi dimana jantung menjadi ireguler, terlalu cepat atau terlalu lambat(1). Aritmia dapat menjadi kondisi yang dapat mengancam jiwa. Aritmia yang menyebabkan kematian disebut dengan aritmia letal. Ada 4 aritmia letal yang harus segera diberikan pertolongan yaitu asistol, pulseless electrical activity (PEA), takikardi ventrikel tanpa nadi (pulseless VT - pVT) dan fibrilasi ventrikel (VF). Kemampuan mengenali aritmia letal ini menjadi dasar untuk memberikan pertolongan dalam bantuan hidup jantung lanjut (Advanced Cardiovascular Life Support – ACLS).

Aritmia Lethal
Terdapat empat jenis aritmia letal yang dibagi dalam dua kelompok besar yaitu aritmia letal dengan irama yang shockable (artinya berespon terhadap tindakan defibrilasi) dan aritmia letal yang non-shockable (artinya tidak berespon terhadap tindakan defibrilasi)(2).

1. Irama yang shockable
Fibrilasi ventrikel (VF) adalah aktivitas ventrikel yang kacau dan asinkron yang menyebabkan tidak adanya curah jantung atau cardiac output (2). Fibrilasi ventrikel (VF) terjadi ketika ruang ventrikel jantung bergetar (fibrilasi) dan bukan memompa karena adanya aktivitas listrik yang tidak terorganisir dalam ventrikel jantung. VF menyebabkan terjadinya henti jantung dengan kehilangan kesadaran dan tidak ada denyut nadi yang dihasilkan atau teraba(3).

Takikardia ventrikel tanpa nadi (pVT) adalah takikardia reguler kompleks luas yang terkait dengan tidak ada curah jantung yang terdeteksi secara klinis. Takikardia ventrikel (VT) ini adalah jenis detak jantung yang teratur dan cepat yang muncul dari aktivitas listrik yang tidak tepat berada di ventrikel jantung. Takikardia ventrikel (VT) dapat menyebabkan henti jantung yang dikenal dengan takikardia ventrikel tanpa nadi (pulseles VT - pVT)  dan dapat berubah menjadi fibrilasi ventrikel (VF)(3).

Kejutan (shock) dengan alat defibrillator harus diberikan segera sesuai dengan algoritma pada kasus VF dan pVT. Berikan 1 kejutan (shock) dan segera lanjutkan dengan resusitasi jantung paru (RJP) selama 2 menit setelah pemberian shock(2).

2. Irama yang non-shockable
Asistol ditandai dengan tidak adanya aktivitas listrik jantung. Asistol adalah tidak adanya kontraksi ventrikel jantung. Pada kondisi asistol ini terjadi keadaan penghentian total aktivitas listrik dari jantung, yang berarti tidak ada kontraksi dari otot jantung dan oleh karena itu tidak ada aliran darah ke seluruh tubuh(3).

Pulseless Electrical Activity (PEA) (kadang-kadang disebut Electromechanical Dissociation -EMD) adalah kehadiran irama elektrik terkoordinasi dengan tanpa adanya curah jantung atau cardiac output(2). Pada kasus PEA ini, elektrokardiogram (EKG) monitor menunjukkan irama jantung yang seharusnya menghasilkan nadi (pulse), tetapi pada kenyataannya tidak ada nadi yang teraba (pulseless). Dalam keadaan normal, aktivasi listrik sel otot jantung mendahului proses kontraksi mekanis jantung (yang dikenal sebagai kopling elektromekanik). Dalam kasus PEA, ada aktivitas listrik tetapi otot jantung tidak berkontraksi sehingga menyebabkan tidak cukupnya curah jantung untuk menghasilkan nadi dan memasok darah ke organ-organ tubuh(3).

Prognosis dalam kelompok irama non-shockable ini jauh kurang menguntungkan daripada dengan irama VF / VT(2). Defibrilasi tidak diindikasikan pada irama yang non-shockable ini dan penekanannya adalah pada RJP dan intervensi bantuan hidup lanjut lainnya seperti pemasangan akses intravena, mempertimbangkan pemberian jalan nafas yang definitif, administrasi obat-obatan dan pacu jantung (pacing)(2).

Cara Mengenali Aritmia Letal pada EKG Monitor
 Gambar 1. Langkah sederhana mengenali aritmia letal

1. Cek Pasien
Pastikan lingkungan telah aman untuk penolong dan korban. Lakukan pengenalan tanda-tanda serangan jantung yang meliputi memeriksa adanya respon, napas terhenti atau tersengal (misalnya, napas tidak normal) dan tidak adanya denyut yang teraba dalam 10 detik. Dalam hal ini, pemeriksaan napas dan denyut dapat dilakukan secara bersamaan kurang dari 10 detik. Jangan lupa untuk mengaktifkan sistem tanggap darurat atau code blue. Lakukan RJP segera sampai tersedia defibrilator atau pasang EKG monitor.

2. Lihat di EKG monitor apakah ada gambaran aktivitas listrik atau tidak?
Jika sudah tersedia defibrilator atau sudah terpasang EKG monitor, lakukan pengkajian irama awal yaitu melihat apakah ada gambaran aktivitas listrik atau tidak. Ada 2 kemungkinan yaitu ada gambaran aktivitas listrik atau tidak ada gambaran aktvitas listrik jantung.
a. Jika TIDAK ADA gambaran aliran listrik jantung atau garis datar maka terjadi asistol.
b. Jika ADA gambaran aliran listrik jantung, maka lanjutkan ke langkah analisa selanjutnya.

3. Apakah ada gambaran komplek QRS sempit atau tidak? Lalu bagaimana hubungan QRS dengan gelombang P?
Jika ADA gambaran gelombang komplek QRS sempit, maka akan ada beberapa kemungkinan irama yaitu sinus, atrial, junctional atau pulseless electrical activity (PEA). Nah dalam membedakan 4 irama inilah fungsi hubungan dengan gelombang P menjadi penting.
a. Sinus jika rasio antara gelombang P dan kompleks QRS adalah 1 : 1 ( 1 gelombang P diikuti 1 gelombang QRS). 
b. Atrial jika rasio antara gelombang P dan kompleks QRS adalah >1 : 1 ( lebih dari 1 gelombang P diikuti hanya 1 gelombang QRS) dan biasanya ireguler.
c. Junctional jika terdapat gelombang P yang inversi (pada selain lead aVR) atau terdapat gelombang P yang retrograde atau P-nya hilang
d. Pulseless Electrical Activity (PEA) jika tidak teraba nadi namun ada gambaran aktivitas listrik pada EKG monitor.

Jika TIDAK ADA gambaran gelombang QRS sempit, maka lanjutkan ke langkah analisa selanjutnya.

4. Jika tidak ada gambaran gelombang QRS sempit, bagaimana gambaran komplek QRS lebarnya? Teratur atau tidak?
Jika EKG monitor menunjukkan gambaran komplek QRS yang LEBAR maka perlu dilihat bentuk QRS yang lebar tersebut apakah teratur atau tidak.
a. Jika gambaran komplek QRS lebar dan teratur dengan bentuk yang sama maka terjadi takikardi ventrikel (VT).
b. Jika gambaran komplek QRS lebar dan tidak teratur dengan bentuk yang berbeda maka terjadi fibrilasi ventrikel (VF).

5. Lakukan manajemen bantuan hidup jantung lanjut (ACLS) sesuai dengan algoritma.
Jika sudah mampu menganalisa ritme, segera lakukan manajemen bantuan hidup jantung lanjut (ACLS) sesuai dengan algoritma. Adapun diagram cara mengenali aritmia letal dapat dilihat di gambar 2.

Gambar 2. Diagram langkah sederhana mengenali aritmia letal

Kesimpulan
Aritmia letal ada 4 yaitu asistol, pulseless electrical activity (PEA), takikardi ventrikel tanpa nadi (pulseless VT - pVT) dan fibrilasi ventrikel (VF). Kemampuan tenaga kesehatan dalam mengenali aritmia letal ini menjadi dasar untuk memberikan pertolongan dalam bantuan hidup jantung lanjut (Advanced Cardiovascular Life Support – ACLS). Mengenali aritmia letal sederhana pada EKG monitor ini dapat dilakukan dengan 3 langkah yaitu 1) melihat apakah ada gambaran aktivitas listrik atau tidak; 2) melihat gambaran gelombang P; dan 3) melihat gambaran komplek QRS. Langkah ini dapat membantu dalam mengenali aritmia letal walau cara ini bukan satu-satunya. Latihan interpretasi EKG monitor secara rutin dan berkelanjutan akan membantu dalam mengenali kegawatan jantung.

Ini adalah video penjelasannya


Daftar Pustaka
1.  Arrhythmia [Internet]. National Heart, Lung and Blood Institute. 2018 [cited 2018 Nov 13]. Available from: https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/arrhythmia
2. Soar J, Nolan JP, Böttiger BW, Perkins GD, Lott C, Carli P, et al. European resuscitation council guidelines for resuscitation 2015: section 3. Adult advanced life support. Resuscitation. 2015;95:100–47.
3. Baldzizhar A, Manuylova E, Marchenko R, Kryvalap Y, Carey MG. Ventricular tachycardias: characteristics and management. Crit Care Nurs Clin. 2016;28(3):317–29.

Tentang Penulis
Langkah Sederhana Mengenali Aritmia Letal di EKG monitor oleh Eri Yanuar Akhmad B.S., S.Kep., Ns., M.N.Sc.(I.C). Penulis adalah adalah alumni Master of Nursing Science (Intensive Care Nursing) The University of Adelaide, Australia.








Perawat Pintar

Perawat Pintar bukanlah nama perorangan tapi ini adalah doa agar perawat Indonesia bisa menjadi semakin pintar dengan adanya website ini. Terimakasih.

Related Post