Assalamualaikum. Wr. Wb.
Pada kesempatan kali ini www.perawatpintar.web.id akan berbagi tentang pengalaman “Merasakan Pendidikan Spesialis Keperawatan ICU di Negeri Kangguru”. Cerita kali ini ditulis oleh sejawat kita yaitu Eri Yanuar Akhmad Budi Sunaryo, S.Kep., Ns., M.N.Sc.(I.C) tentang pengalamannya saat menjalani pendidikan spesialis keperawatan ICU di Negeri Kangguru Australia. Sejawat kita ini mengeyam pendidikan S-2 di The University of Adelaide Australia dalam pendidikan spesialis Keperawatan ICU. Saat ini dia mengajar di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada (PSIK FKKMK UGM).
Mari kita simak penjelasannya.
*******************************************
Perkenalkan nama saya Eri Yanuar Akhmad Budi Sunaryo, S.Kep., Ns., M.N.Sc.(I.C). Saya merupakan alumni PSIK FK UGM tahun 2010. Saya mendapat beasiswa Australia Awards tahun 2013 namun baru berangkat untuk intake Summer 2014. Saya lulus dari The University of Adelaide pada tahun 2016. Saya saat ini bekerja sebagai staf Keperawatan Dasar dan Emergensi PSIK FKKMK UGM. Saya ingin sharing sedikit pengalaman saya tentang menjalani program pendidikan spesialis Keperawatan ICU di Adelaide Australia.
Saya mengambil Master of Nursing Science (Intensive Care Nursing) di The University of Adelaide Australia. Ini adalah program Master dalam keperawatan yang dirancang untuk memberikan kesempatan bagi perawat untuk mengembangkan keterampilan dalam penelitian klinis, praktek dan kepemimpinan dalam keperawatan profesional.Menyediakan lulusan dengan landasan yang ketat dalam metode penelitian,analisis kritis,kepemimpinan dan perspektif teoritis yang menginformasikan keperawatan sehingga akan lulus dengan pengalaman dan pengetahuan dalam persiapan untuk posisi praktek,manajemen dan kepemimpinan melalui pendidikan melalui pembelajaran berdasarkan bukti dan pelatihan penelitian.
Master of Nursing Science (Intensive Care Nursing) dilewati dalam 2 tahap yaitu Tahap 1 (Spesialisasi) dan Tahap 2 (Master). Tahap 1 (Spesialisasi) : Dimana siswa dituntut untuk menyelesaikan kursus seperti yang sudah ditetapkan untuk mendapat gelar Graduate Diploma in Nursing Science. Tahap ini saya jalani selama satu tahun dimana saya harus menjalani 3 hari di RS dan 2 hari kuliah serta harus menyelesaikan berbagai tugas serta logbook klinis dan diakhiri dengan ujian skill untuk melewati tahap ini. Tahap 2 (Master) : Dimana siswa dituntut untuk melengkapi 24 SKS dan bisa memilih antara coursework (kuliah saja) atau gabungan antara coursework dan penelitian (tesis). Tahap ini saya memilih untuk mengambil yang mixed yaitu coursework dan tesis.
Buku Log Book Klinis Critical Care Essentials |
Sekedar gambaran saja, di Australia untuk menjadi Spesialis Keperawatan ICU tidak harus mengambil Master karena di RS yang dibutuhkan adalah Spesialis bukan Master. Jadi beberapa teman saya ada yang hanya mengambil Spesialis tanpa harus menjalani Master karena memang yang dibutuhkan adalah spesialis. Di Australia sendiri, untuk menjadi perawat ICU harus memegang Graduate Diploma in Nursing Science atau Spesialis Keperawatan sesuai bidangnya. Untuk memudahkan memahami bisa lihat bagan di bawah ini.
Gambaran Pendidikan Keperawatan ICU di Australia |
Dapat dilihat bahwa Graduate Diploma levelnya adalah Spesialis dan Master adalah levelnya Expert. Kebutuhan di RS adalah Spesialis sehingga banyak teman saya yang asli Australia di tahun pertama hanya mengambil spesialis tanpa mengambil level Master. Ada beberapa spesialisasi yang ditawarkan di The University of Adelaide ini yaitu Master of Nursing Science (Acute Care Nursing); Master of Nursing Science (Anaesthetics and Recovery Nursing); Master of Nursing Science (Burns Nursing); Master of Nursing Science (Cardiac Nursing); Master of Nursing Science (Emergency Nursing); Master of Nursing Science (Intensive Care Nursing); Master of Nursing Science (Mental Health Nursing); Master of Nursing Science (Oncology Nursing); Master of Nursing Science (Orthopaedic Nursing); Master of Nursing Science (Perioperative Nursing).
Pada waktu saya menjalani masa studi saya ada rekan dari Indonesia yang juga mengambil Master of Nursing Science (Emergency Nursing) sehingga tahun pertama mereka juga menjalani tahap spesialisasi namun di Emergensi yaitu Budi Arsana (RSUD Sanglah) dan Ira Aira R (Mataram) di tahun berikutnya. Untuk ujian di The University of Adelaide memakai berbagai cara yaitu esai; studi kasus; partisipasi dalam diskusi; presentasi; Presentasi poster; Research proposals dan dissertation; portfolios; artikel untuk publikasi dan ujian akhir.
Pada waktu saya menjalani masa studi saya ada rekan dari Indonesia yang juga mengambil Master of Nursing Science (Emergency Nursing) sehingga tahun pertama mereka juga menjalani tahap spesialisasi namun di Emergensi yaitu Budi Arsana (RSUD Sanglah) dan Ira Aira R (Mataram) di tahun berikutnya. Untuk ujian di The University of Adelaide memakai berbagai cara yaitu esai; studi kasus; partisipasi dalam diskusi; presentasi; Presentasi poster; Research proposals dan dissertation; portfolios; artikel untuk publikasi dan ujian akhir.
Persiapan
Pihak universitas akan mendaftarkan ke AHPRA sehingga kita terdaftar sebagai mahasiswa Universitas yang boleh praktek klinis. Biasanya Internasional Students akan terdaftar sebagai supernumerary nurse (yaitu bekerja dibawah supervisi RN yang bertugas dan tidak boleh menandatangani lembar dokumentasi keperawatan, obat, dll yang memiliki tanggung gugat dan tanggung jawab hukum). Menyiapkan beberapa syarat untuk masuk klinis seperti:
–Sertifikat hand hygiene
–Sertifikat basic life support and manual handling
–Sertifikat safe practice of blood transfusion
–Tes menghitung medikasi
–Surat Police clearance (semacam SKCK) di Indonesia
–Sertifikat imunisasi
–Sertifikat bebas TB
Sertifikat Safe Transfusion |
Sertifikat Hand Hygiene |
Praktek Klinis
Memang tidak mudah untuk masuk ke lahan klinis karena patient safety itu menjadi yang utama di Australia. Saat ada pasien yang meninggal kurang dari 2 x 24 jam di RS maka akan dilakukan investigasi oleh koroner dan bisa beresiko Surat Tanda Registrasi (STR) akan dicabut. Oleh karena itu, perawat disana sangat berhati-hati terutama dalam hal cek dan dobel cek karena untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Karena itu tidak mudah juga saat menjalani pendidikan spesialis ini apalagi banyaknya peralatan dan bahasa serta istilah yang berbeda dengan yang ada di Indonesia.
Ada beberapa hal yang menurut saya penting dan mungkin harus diterapkan di Indonesia yaitu:
-Pendidikan staf tidak berhenti saat sudah lulus dari institusi pendidikan
-Unit bertanggung jawab atas staffnya termasuk masalah keilmuan, sikap dan psikomotor
-CNE atau CPD adalah tanggung jawab unit bersama dengan RS
-Unit harus memikirkan kualitas pelayanan tanpa mengesampingkan atau mengorbankan kepuasan karyawan.
Sehinggga disana ada seorang nurse educator atau perawat pendidik. Perawat pendidik ini adalah memang seorang perawat yang memiliki tugas utama mendidik dan mengajari serta mengkaji keilmuan perawat di unit tersebut. Perawat pendidik ini adalah seorang perawat di unit tersebut. Dia juga termasuk bertanggung jawab untuk kognitif atau pengetahuan perawat di unit tersebut melalui e-learning misalnya; lalu juga bertanggung jawab mengadakan pelatihan skill secara berkala dan juga mengadakan pertemuan ilmiah untuk mengupdate keilmuan perawat di unit tersebut.
E-learning |
Latihan Skill Auskultasi |
Psst termasuk teman-teman perawat saya ikut mendukung RUU Keperawatan menjadi UU Keperawatan lho…. Lihat saja video dibawah ini…. Thanks to Setho Hadisuyatmana (FIK UNAIR) yang sudah menjadi penggagas pembuatan video ini.
Nah, demikian sedikit sharing saya tentang merasakan pendidikan spesialis keperawatan ICU di Negeri Kangguru Australia. Semoga bisa bermanfaat yaa…..
Pesan saya adalah
“Untuk skills kita tidak kalah dengan perawat Australia, namun ada hal yang perlu kita tingkatkan lagi yaitu pemeriksaan fisik dan clinical reasoning tentang kenapa kita perlu melakukan skills tersebut. Semoga tulisan ini bisa membuka mata pentingnya perawat mampu melakukan pemeriksaan fisik dan juga memiliki kemampuan clinical reasoning yang baik."
Hormat saya,
Eri Yanuar A B S., S.Kep., Ns., M.N.Sc.(I.C)
*******************************************
Demikian tulisan dari sejawat kita. Semoga bisa memotivasi kita untuk menjadi perawat yang bisa memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik lagi. Apalagi di akhir-akhir ini profesi keperawatan sedang diuji dan mungkin ini saatnya kita untuk berbenah diri bersama.
HIDUP PERAWAT INDONESIA!!!
Wassalamualaikum. Wr. Wb
comment 0 komentar
more_vert